Aku jatuh cinta pada hal yang belum pernah menjadi tujuanku. Aku kalah pada hal yang selama ini kukenal sebagi prinsip. Aku lemah pada apa yang selama ini tak pernah kuanggap. Aku jatuh cinta padamu. Padamu yang mungkin tak pernah terpikirkan olehku. Padamu yang tak kusangka akan menjadi bagian hati ini. Padamu yang kerap hadir di mimpi-mimpiku belakangan ini. Padamu yang selalu kusanggah kehadirannya. Padamu...
Apa cinta datang dengan syarat? Adakah cinta hadir tanpa syarat?
Sayang, ampuni aku yang seorang pemikir ini. Aku tak pernah bisa benar-benar menerima sesuatu tanpa memikirkannya matang-matang terlebih dahulu. Dan kamu, telah menjadi pemikiranku akhir-akhir ini.
Kau tau kan alasanku? Sudah kulontarkan pada obrolan berjam-jam kita di sudut kafe itu.
Iya, benar. Usiamu bahkan lebih muda dari adik semata wayangku. 3 tahun mungkin bukan jarak yang lebar. Banyak pasangan di luar sana yang bahkan lebih berani dalam mempertautkan jarak usia dalam ikatan cinta. Tapi, aku?
Aku tak pernah mencintai orang yang lebih muda dariku. Mungkin karena aku tidak pernah bertemu dengan seseorang yang lebih muda usianya dariku, namun lebih dewasa pemikirannya dariku. Kata teman-temanku, aku adalah yang paling dewasa di antara kami. Mereka sering menyebutku 'ibu' bagi mereka. Sial, tua sekali rupanya, hahaha. Dan mungkin itulah alasan, mengapa cukup sulit menemukan sosok yang lebih dewasa daripadaku. Hal itu seperti menjadi syarat untukku mencintai seseorang. Ia tak boleh lebih muda dariku. Ia tak boleh ini dan itu dariku. Semua syarat itu mungkin mempersulitku untuk menjalin suatu ikatan cinta. Tapi aku merasa aman, karena syarat-syarat itu, aku bisa mencintai seseorang yang memang benar-benar bisa kucintai. Ampuni aku lagi akan sikapku yang satu ini, sayang. Kau boleh menyebutku perfeksionis, pemilih, atau apapun itu.
Entah apa yang semesta inginkan dariku. Aku jatuh cinta padamu. Pada pertemuan kita yang kedua. Ya, di pertemuan pertama, aku sudah memperhatikanmu, tapi sekuat tenaga kutepis rasa ini. Dan aku kalah pada pertemuan kedua, di lorong gedung kampus kala itu.
Kamu juniorku. Kita saling kenal karena himpunan mahasiswa di kampus. Apa yang bisa kulakukan sebagai seorang senior? Aku wanita, sayang. Dan seniormu, ingatlah. Aku tak bisa berbuat apa-apa. Aku benci saat-saat itu..
Tapi hati, tak pernah bisa berbohong. Aku jatuh cinta. Dan tak dapat kuacuhkan lagi rasa itu.
Kamu, menjadi yang paling pertama dalam hidupku, yang mampu mematahkan syarat itu.
Nyatanya, cinta memang bisa hadir tanpa syarat.
Semesta berbaik hati padaku. Dan, kamu.
Di tempat ini. Di hadapan senja yang menjingga. Di dalam rengkuhan lenganmu. Aku bersandar. Nyaman.
"Happy 5th anniversary, sayang.." aku selalu suka caramu berbisik lembut di telingaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar