Minggu, 15 Juni 2014

Surat Dari Cinta

Dari : Cinta
Untuk : Pria senja hari dengan kacamata segi empat, yang sedang memegang kertas ini

Selamat malam.
Apa kabar? Harusnya tak perlu kutanyakan hal klise itu, bukan? Hahaha. Harusnya akulah yang paling tau bagaimana keadaanmu, dimana kau berada, apa yang sedang kau kerjakan, bagaimana makan siangmu tadi, apa rencanamu esok hari, larutkah tidurmu malam ini, dan banyak hal lainnya yang selalu kita bicarakan akhir-akhir ini. Sekarang? Tidak ada lagi.
Sebenarnya, surat ini kutulis, untuk meluruskan apa yang sebenarnya terjadi. Tentang perubahan sikapku, yang kerap kau pertanyakan. Tentang apa yang terjadi, hingga aku 'mendingin' padamu. Tentang pertanyaan-pertanyaanmu yang seakan-akan resah karena aku mulai menjaga jarak. Sudah kubilang kan, semua keputusan pasti mempunyai alasan? Aku punya alasan untuk ini semua.
Aku mengenalmu, sudah cukup lama. Tak pernah tersirat dalam pikiranku untuk lebih dekat denganmu. Tak pernah. Sebagai kenalan semata, kamu bahkan tidak termasuk dalam tipe pria idamanku. Aku tidak suka pria berkacamata. Terlalu menjemukan. Maaf, tapi itu jujur, hehehe. Maka tak aneh, jika dulu aku justru jatuh hati pada rekanmu yang maskulin itu. Maaf ya. Hehehe.
Saat kau datang menghampiriku, di sebuah senja kala itu. Aku bahkan tak menyadari bahwa kau akan jadi orang penting dalam sejarahku.
Kau mulai mencoba menarik perhatianku. Aku sendiri tak percaya, apa yang kau lihat dariku sebenarnya? Aku pasti tak seistimewa mantan kekasihmu itu, atau wanita-wanita yang kau lirik sebelumku. Tubuhku tambun. Pipiku lebar. Modalku hanya lesung di kedua pipi ini yang katanya mampu menambah manis senyumku. Lalu, mengapa kau menghampiriku? Mungkin, kau hanya penasaran? Iya kah? Ah, kau jahat, jika memang itu adanya. Penasaran semata, bukan alasan yang baik untuk seorang pria mencoba mendekati seorang wanita.
Atau, kau hanya ingin 'mencoba'? Jatuh cinta tidak semurahan itu. Harusnya kau tau itu. Memangnya aku ini apa? Kelinci percobaan? Jika itu tujuanmu, bukan hanya aku yang akan membencimu. Sahabat-sahabatku pun pasti akan mengutukmu. Hanya wanita bodoh yang terima perlakuan direndahkan seperti itu.
Atau, kau sebenarnya hanya butuh 'teman pelepas bosan'? Jika seperti itu adanya, kusarankan padamu untuk berlangganan sms berbayar saja pada ponselmu. Hahaha. Aku serius. Untuk apa menghabiskan waktuku jika itu yang kau mau? Kau pikir hatiku terbuat dari batu karang, yang tak akan bergeming walau diterjang ombak setiap saat? Jika aku terlanjur nyaman padamu, kau mau apa? Bisakah kau bertanggung jawab? Aku tak sudi.
Kau harus tau. Aku meragu padamu.
Bukan karena aku tidak bisa 'jatuh cinta' padamu. Tapi karena aku ragu, benarkah kau 'jatuh cinta' padaku.
Seseorang yang jatuh cinta pasti bisa merasakan hal yang tidak ia rasakan pada sosok lain. Dan sepertinya, kau tidak merasakan hal itu. Iya, kan?
Dan hal yang membuatku gusar, mengapa tak kau tinggalkan aku? Mengapa kau terus mencoba melakukan hal-hal yang selalu kau tunjukkan padaku selama ini? Mengapa ketika kau sadar, kau tidak benar-benar menyukaiku, kau tidak langsung pergi baik-baik sehingga aku tidak perlu mengharapkanmu lagi?
Kau justru bersikap seolah-olah tidak ada yang salah. Permainan peran kah itu semua? Bagus sekali.
Mungkin kau berpikir aku agak berlebihan. Terserahlah. Aku memang seorang pemikir. Begini adanya. Aku tidak bisa membiarkan hal semu seperti yang kau lakukan ini berlangsung lebih lama lagi. Aku tidak bisa berlama-lama membiarkan hatiku kau oyak-oyak, dan kemudian aku tau kau pasti akan meninggalkanku begitu saja ketika kau sudah bosan. Aku lebih baik sendiri daripada harus bersama dengan orang yang ingin bermain-main semata.
Sikapmu yang seolah-olah keberatan jika aku berubah itu, membuatku muak. Aku tak mengerti jalan pikiranmu. Sudah kubilang kan, tinggalkan saja aku, jika memang kau tak benar-benar menginginkanku. Bagaimana bisa seseorang tetap bertahan pada satu hal, yang bahkan ia sendiri telah mengakuinya bahwa ia tidak bisa menjalaninya?
Jahat.
Tapi, kuserahkan semuanya padamu. Maafkan aku jika aku harus berubah. Tenang, setidaknya aku masih bisa bersikap biasa seperti aku dan kamu yang dulu. Sebelum semua ini terjadi. Aku janji untuk hal itu :)
Kau pasti sedang mengutukku karena bagimu ini berlebihan, ya?
Aku tidak akan seperti ini, jika aku belum terlanjur menyukaimu.

Jika kau tak bisa yakinkan dirimu sendiri, jangan pernah coba-coba kau yakinkan hati orang lain. Karena ketika hati orang itu terlanjur yakin padamu, saat kau belum benar-benar yakin, kau bisa apa? Tinggalkan aku.

Terima kasih untuk membuatku sempat merasakan jatuh cinta lagi.



Ditemani senja yang sama,
Cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar